BREAKING NEWS :
Loading...

Keutamaan doa setelah adzan



Muslim bersatu - Kumandang adzan senantiasa terdengar di mana-mana, di seluruh penjuru bumi ini. Setiap saat dan setiap waktu, lantunan adzan selalu diserukan tidak pernah terputus, silih berganti dan saling bersahutan.
Adzan adalah seruan dan panggilan Allah agar kita bersegera mendekat kepada-Nya, dengan melakukan kewajiban sholat agar kita memperoleh kebahagian dan keberuntungan yang dijanjikan-Nya.
Pada kesempatan ini wisatanabawi.com akan menjelaskan lengkap seputar doa setelah adzan. Menjelaskan tentang bacaan doa setelah adzan arab, bacaan doa setelah adzan latin, arti doa setelah adzan, keistimewaan doa setelah adzan, makna doa setelah adzan, dan keutamaan waktu antara Adzan dan Iqamah.
Bacaan Adzan
Karena tingginya makna dan mulianya seruan adzan ini bagi semua makhluk. Setiap makhluk yang mendengarnya, baik yang hidup atau yang mati, yang basah atau yang kering, yang nyata atau yang gaib, yang di langit dan yang dibumi, semuanya tunduk dan menyaksikan atas kebenaran seruannya.
Semua makhluk menyaksikan cara dan perilaku yang sesuai keadaaannya masing-masing. Hanyalah setan durhaka yang takut dan lari terbirit-birit ketika mendengar kumandang adzan.
“….Dan, menyaksikan untuknya setiap yang basah dan yang kering.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah).
“Sesungguhnya, penduduk langit tidak mendengarkan sesuatu pun dari penduduk bumi, kecuali adzan.” ( HR. Abu Syekh ).

Berikut Bacaan Adzan

Bacaan Adzan Arab

[2x] اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ
[2x] أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّااللهُ
[2x] اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
[2x] حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
[2x] حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
[1x] اَللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اَكْبَرُ
[1x] لَا إِلٰهَ إِلَّااللهُ

Bacaan Adzan Latin

Allaahu Akbar Allaahu Akbar. [2x]
Asyhadu an laa illaaha illallaah. [2x]
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. [2x]
Hayya ‘alas-shalaah. [2x]
Hayya ‘alal-falaah. [2x]
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. [1x]
Laa ilaaha illallaah. [1x]

Arti Bacaan Adzan

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.” [2x]
“Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah.” [2x]
“Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah.” [2x]
“Marilah Sembahyang (sholat).” [2x]
“Marilah menuju kepada kejayaan.” [2x]
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.” [1x]
“Tiada Tuhan selain Allah.” [1x]
Bagaimana dengan diri kita yang memang secara khusus dipanggil dengan seruan Adzan?
Tentu, kita lebih dianjurkan untuk menjawabnya. Maka, aktivitas apa-pun yang sedang kita kerjakan (selain yang wajib), hendaknya dihentikan tatkala mendengar adzan.
Bahkan, ketika kita sedang membaca Al Quran, mangerjakan wirid, dzikir, doa, atau sedang mengaji. Hendaknya kita menghentikan ritual tersebut dan bersegera menjawab adzan. Dalam kondisi apa pun, kita tetap dianjurkan untuk menjawab suara adzan.
Ketika Anda mendengarkan suara adzan maupun iqamah, maka disunnahkan untuk menjawab panggilan adzan dan iqamah tersebut. Jawaban dari panggilan adzan dan iqamah sama dengan kalimat adzan maupun iqamah.
Hanya ada perbedaan jawaban pada kalimat :
“Hayya ‘alash shalah” dan “Hayya ‘alal falah”
Kerika bacaan adzan tersebut dijawab dengan:
لاَحَوْلَ وَلَا قُوَةَ اِلّاَ بِا للَهِ
“Laa haula walaa quwwata illa billahi”
Artinya :
“Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah”.
Sedangkan saat adzan subuh, ketika kita mendengar muadzin mengatakan kalimat berikut:
الصَّلَا ةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْ مِ
“Ash shalaatu khairum minan naumi”
Pada bacaan ini Anda menjawab dengan:
صَدَ قْتَ وَ بَرَرْ تَ وَاَ نَا عَلي ذ لِكَ مِنَ الشَا هِدِ يْنَ
“Shadaqtawabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaadiina”
Artinya:
“Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang demikian termasuk orang orang yang menyaksikan.”
Imam Nawawi berkata:
“Ketahuilah, sesungguhnya disunahkan untuk menjawab muadzin dengan ucapan seperti ucapannya (muadzin) bagi setiap orang yang mendengarnya. Orang yang suci dari hadats, orang yang berhadats, wanita yang junub atau haid dan lainnya dari siapa saja yang tidak ada halangan untuk menjawabnya.”

Doa Setelah Adzan

Selain perintah menjawab adzan, kita juga dianjurkan untuk membaca doa setelah adzan, sebagaiman bacaan doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad.

Bacaan doa setelah adzan arab

اللّهُمّ ربّ هذِهِ الدّ عْوةِ التّامّةِ والصّلاةِ القْائِمةِ اتِ سيِّدِنامُحمّدااِلوسِيْلة والْفضِيْلة والشّرف والدّ رجت الْعاِلية الرّفِيْعة وا بْعثْهُ اْلمقام اْلمحْمُوْد اِلّذِ ى وعدْنهُ اِنّك لا تُخْلِفُ اْلمِيعْاد

Bacaan doa setelah adzan latin

“Allahumma robba haadzihid da’watittammah wassholatil qooimah, aati sayyidanaa muhammadi wasiilata wal fadhillah wassyarofa wal darajatal ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanilladzi wa’addah, innakalaa tukhliful mii’aad. Yaa arhamarraahimiin.”

Arti doa setelah Adzan

“ Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna(adzan) ini dan shalad (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga) dan al-fadhilah (keutamaan) kepada Muhammad Saw. Dan, bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang engkau janjikan.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

Keistimewaan Doa Setelah Adzan

Tentang keistimewaan doa setelah adzan tersebut, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Ra, bahwasanya nabi Muhammad Bersabda:
“Barang siapa ketika mendengar adzan lalu mengucapkan (doa ini), maka masuklah syafaatku di hari kiamat.” (HR. Bukhari).
Syafaat Nabi Muhammad Saw, berarti pertolongan beliau untuk umatnya kelak di hari kiamat. Syafaat beliau di hari kiamat ada banyak macamnya, di antaranya adalah syafaat beliau untuk orang-orang yang menanggung dosa dari umatnya agar mendapatkan pengampunan dari Allah Swt. Syafaat beliau untuk meninggikan derajat setiap orang, sesuai dengan yang pantas baginya.
Dalam pernyataan Rasulullah tentang syafaat, terdapat isyarat kabar gembira bagi orang yang membaca doa setelah adzan ini. Bagi yang membaca doa setelah Adzan akan dikaruniai husnul khatimah di akhir hidupnya.
Mengapa yang membaca doa setelah Adzan dianjurkan?
Sebab, jika seorang hamba telah berhak atas syafaat nabi Muhammad Saw. Maka sudah pasti ia adalah seorang yang dikaruniai keimanan saat meninggal dan di akhirat kelak.
Untuk meraih keistimewaan syafaat ini, tentu tidak cukup hanya dengan membacanya di lidah saja tanpa mengetahui dan menghayati maknanya.
Qadhi ‘Iyadh mengutip dari sebagian guru-gurunya bahwasanya ia berpendapat, “Kekhususan (syafaat) itu diperoleh bagi orang yang membacanya dengan iklas dan menghadirkan hatinya untuk mengagungkan Nabi Muhammad, bukan orang yang menyengaja untuk memperoleh pahala dan yang semisalnya.”

Makna Doa Setelah Adzan

Adapun makna doa setelah Adzan adalah sebagai berikut:

1. Allaahumma rabba hadzihi ad-da’wah

Allaahumma rabba hadzihi ad-da’wah (wahai Allah, Tuhan seruan ini) Artinya kita meminta kepada Allah Swt. Dengan kebenaran seruan yang sempurna ini.
Seruan yang sempurna maksudnya adalah seruan tauhid yang tidak ada kekurangan suatu apapun didalamnya. Tidak dihinggapi perubahan dan pergantian, dan ia akan tetap ada sampai hari kebangkitan kelak.
Ibnu at-Tin mengatakan:
“Seruan itu disifati sempurna karena terdapat yang tersempurna dari perkataan, yaitu La ilaaha illallaah.”

2. Ash-shalati al-qaa’imah

Ahs-shalati al-qaa’imah dan shalat yang didirikan. Artinya shalat yang kekal, yang tidak akan mengubahnya suatu agama apa pun, dan tidak akan menghapusnya syariat mana pun. Dengan kata lain, shalat yang akan tetap berdiri dan didirikan terus sampai hari kiamat.

3. Al-Wasilah

Al -wasilah adalah sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri pada sesuatu yang lebih besar , lebih tinggi, dan lebih mulia. Maksud wasilah adalah perantara yang menjadikan nabi Muhammad Saw berada dekat di sisi Allah Swt.

4. Al-Fadhilah

Al-fadilah adalah derajat atau kedudukan tambahan atas semua makhluk atau derajat lain yang sesuai dengan kedudukan nabi Muhammad Saw.

5. Wab’atshu maqaman mahmuda al-ladzi wa’adhtah

Wab’atshu maqaman mahmuda al-ladzi wa’adhtah dan bangkitkanlah beliau sehingga bias menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.
Artinya kita meminta kepada Allah Swt Agar menempatkan Rasulullah pada maqam al-mahmud (kedudukan yang terpuji), sebagaimana yang pernah dijanjikan Allah dalam Al Quran.
Firman Allah dalam surah Al- Israa ayat 79:
عَسٰۤی اَنۡ یَّبۡعَثَکَ رَبُّکَ مَقَامًا مَّحۡمُوۡدًا
“….Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa ayat 79).
Maqam al-mahmud adalah kedudukan yang menjadikan Rasulullah sebagai makhluk yang terpuji dan dipuji. Dan, ia mencakup segala sesuatu yang mendatangkan pujian dan kemuliaan bagi beliau.
Ibnu Jauzi berkata, “Yang terbanyak, dan yang dikehendaki dengan maqam al-mahmud adalah syafaat.”
Sementara itu, Ibnu Abbas Ra. Berkata:
“Maqam al-mahmud artinya kedudukan yang membuat orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian memujimu, lalu kamu menjadi mulia di atas semua makhluk. Jika kamu meminta maka kamu diberi, kamu meminta syafaat maka kamu diberi syafaat, dan tidak ada seorang pun kecuali ada dibawah benderamu.’
Diriwayatkan bahwa pada hari kiamat nanti, Allah akan memberikan wewenang khusus kepada nabi Muhammad Saw.
Di hari itu, Allah akan menghakimi setiap orang, dan saat telah selesai dengan keputusan-Nya, Allah akan memanggil nabi Muhammad dan menempatkannya di kedudukan paling terpuji (maqam al-mahmud), yang tak seorang pun mampu meraihnya.
Kemudian Allah Swt berfirman:
Mintalah, dan apapun yang kau inginkan akan diberikan padamu, karena orang-orang itu kini menjadi tanggungan dari penghakimanmu.”
Selain doa tersebut, setelah selesai menjawab adzan, kita juga disunnahkan untuk membaca shalawat kepada Rasulullah Saw.
Rasulullah bersabda:
“Apabila kalian mendengar muadzin maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, lalu bershalawatlah untukku. Karena sesungguhnya, orang yang bershalawat untukku satu kali, maka Allah Swt akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR.Muslim).
Dalam hadits tersebut, anjuran membaca shalawat bersifat umum. Jadi, kita boleh membaca shalawat apa saja yang kita kehendaki, baik yang singkat atau yang Panjang.
Namun, ada baiknya jika kita membaca sholawat nabi atau sholawat Ibrahimilah karena sholawat ini lebih lengkap dan lebih sempurna. Sebagaimana termaktub dalam hadits nabi Muhammad Saw.
Bacaan sholawat Nabi atau Sholawat Ibrahimilah adalah sebagai berikut:
“Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Berikanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrshim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Setelah berdoa dan membaca sholawat kepada nabi Muhammad, hendaknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini untuk berdoa dan memohon hajat kita kepada Allah. Sebab saat itulah saat yang tepat dan mustajab berdoa kepada Allah.

Keutamaan Waktu Antara Adzan dan Iqamah

Nabi Muhammad bersabda:
“Tidak tertolak doa diantara adzan dan iqomah”. (H.RAhmad, Abu Dawud, Tarmidzi).
dari sabda Rasulullah tersebut, terdapat keutamaan waktu antara Adzan dan Iqamah. Apa saja keutmaannya, simak ulasan berikut ini.

Keutamaan waktu antara adzan dan iqamah dijelaskan dalam 2 segi, yaitu:

1. Dari segi waktunya
Waktu yang sangat tepat, karena saat itu dikumandangkan saat waktu mau shalat. Sedangkan shalat adalah penghulu dari segala ibadah.
2. Dari segi orang berdoa
Ia telah menyaksikan dengan keimananya dan menjauhikesyirikan dengan lantunan atau jawaban adzannya. Sedangkan keimanan adalah hal terpenting dalam terkabulnya suatu doa.
Selain itu ia juga telah melakukan amal ibadah yang utama yaitu adzannya atau jawaban adzannya. Dalam hal ini, kalimat adzannya menjadi wasilah untuk doanya.

Doa Setelah Iqamah

Selain doa setelah adzan, ada juga doa setelah Iqamah. Dalam pengertian secara bahasa, iqamah berarti “Mendirikan”. Maksud dari mendirikan adalah mendirikan sholat. Iqamah adalah bacaan yang disunnahkan untuk diucapkan ketika sholat hendak dilaksanakan.
Bacaan iqamah mirip atau hampir sama dengan bacaan adzan. Karena itu para ulama menyebut iqamah sebagai adzan kedua. Bedanya kalau adzan boleh dikumandangkan kapan saja, tidak harus di dalam shalat wajib saja dan adzan pada dasarnya adalah syiar shalat.
Sedangkan iqamah untu shalat tidak boleh diserukan, kecuali di dalam waktu dan ketika hendak memasuki shalat. Bedanya lagi kalau adzan disunnahkan untuk mengeraskan suara-nya sedangkan iqamah disunnahkan untuk melemahkan susara dan mepercepat bacaanya.
Bagi orang yang mendengar iqamah, disunnahkan untuk menjawab seruannya. Dengan menirukan bacaan seperti bacaan iqamah tersebut.
Kecuali dalam lafazh, “Qad qama ash-shalah qad qama ash-shalah” maka dijawab dengan membaca:
أقامها الله وادامها وجعلني من صالحى أهلها
“Aqaamahallahu wa adaamahaa waja’alani min shaalihi ahliha.”
Artinya :
“Semoga Allah mendirikan (shalat) itu dengan mengekalkanya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang-orang yang sebaik-baiknya ahli shalat.”

Doa Setelah Iqamah

Bacaan Doa Setelah Iqamah Arab

الّلهُمَّ رَ بَّ هذِ هِ الدَّ عْوَ ةِ التَا مَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَا ئِمَةِ صَلِ وَسَلِّمْ عَلي سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَاتِهِ سُوْ لَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ

Bacaan Doa Setelah Iqamah Latin

“Allahumma rabba hadzihid da’watit taammati wash shalaatil qaa –imati, shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamati.”

Arti Doa Setelah Iqamah

“Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki shalat yang ditegakkan, curahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah/ kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat”

No comments

Powered by Blogger.