Toleransi kaum tionghoa di Indonesia
Muslim Bersatu - Kekhawatiran akan keberadaan kelompok minoritas Tionghoa di
Indonesi masih saja muncul hingga kini. Sikap warisan kolonial yang
berlanjut pada rezim orde baru dengan politik pecah belahnya, kini
digaungkan kembali oleh masyarakat dengan bentuk semangat anti-aseng.
Padahal jika ditarik ke belakang secara historis hubungan masyarakat
Nusantara dengan orang-orang Tionghoa terbentuk dengan penuh harmonis,
baik dalam hal budaya, perdagangan, hingga dalam proses islamisasi.
Di
negaranya, Cina telah mengenal Islam pada masa-masa paling awal, yakni
pada abad ke-7 M. Kanton, Zhang-zhou, Quanzhou merupakan wilayah dengan
permukiman muslim terbanyak. Peninggalan Islam yang menjadi bukti
keberadaan Islam di wilayah tersebut adalah Masjid Kwang Tah Se dan Chee
Lin Se yang merupakan dua masjid tertua di dunia setelah Masjid Nabawi
yang dibangun oleh Nabi Muhammad. Dari Muslim Kanton inilah yang
kemudian melakukan pengembaraan di wilayah Asia Tenggara hingga ke
Nusantara.
Dalam naskah-naskah Jawa kuno juga
menyebutkan bahwa Islamisasi yang terjadi di Nusantara tak lepas dari
campur tangan orang-orang Cina. Meski kisah-kisahnya tak jarang
diselimuti dengan mitos, namun suasanan yang digambarkan adalah suasana
kosmopolitan di pelabuhan-pelabuhan pesisir yang pada akhirnya mampu
meruntuhkan kekuatan agraris Majapahit di pedalaman. Berakhirnya
Kerajaan Majapahit inilah yang nantinya tergantikan dengan Kerajaan
Islam pertama di Jawadengan nama Kesultanan Demak.
Menariknya,
sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa Raden Patah, penguasa pertama
kerajaan Demak itu adalah seorang Muslim Cina dengan nama Jin Bun.
Beberapa versi menyebutkan asal usul Raden Patah berkaitan dengan
Cina-Mongol yang bernama Cek Ko Po sedangkan versi lain mengaitkannya
dengan raja Majapahit Brawijaya yang melakukan perkawinan dengan seorang
Putri Cina. Pernyataan tersebut dengan sendirinya menyimpulkan bahwa
Kerajaan Demak merupakan rezim Cina.
Selain
Demak khusunya pada awal abad ke-15, diaspora Muslim Cina banyak
tersebar di wilayah pelabuhan Gresik, Tuban, dan Surabaya, hingga awal
abad ke-16, keberadaannya hampir merata di sepanjang pesisir utara Jawa.
Mengapa mereka tersebar di wilayah pesisir? sebab di wilayah-wilayah
tersebutklah perniagaan ramai dilakukan dan Cina dalam hal ini merupakan
bangsa besar yang memiliki pengaruh dominan dalam kegiatan perdagangan
di Asia Tenggara.
Beberapa tokoh Cina Islam
yang memainkan peran besar dalam melakukan islamisasi adalah Laksaman
Cheng Ho, tokoh besar yang dikenal dengan pengembaraannya ke berbagai
belahan dunia. Disebutkan bahwa ekspedisi bahariwan besar itu bukan
sekedar bermuatan politik dan ekonomi saja, tetapi juga menyimpan hidden agenda berupa Islamisasi.
Dimungkinkan
beberapa pengikutnya enggan kembali dengan beberapa alasan yang salah
satunya adalah menyebarkan syi’ar Islam. Selain itu ada juga Nyo Lay Wa
seorang penguasa transisi Majapahit sejak runtuhnya pada tahun 1478,
Gwi-Wan, kepercayaan Sultan Hadlirin yang menjadi peletak pertama seni
ukir di Jepara. Kemudian ada Kiai Telingsing (Tan Ling Sing) seorang
Cina Islam yang menjadi partner dakwah Sunan Kudus.
Di
berbagai daerah juga muncul berbagai tokoh yang berkaitan dengan
sejarah Islamisasi. Seperti Gang Eng Cu yang merupakan adipati Tuban,
Swang Liong (Aria Damar) sang penguasa Muslim Cina di Palembang, di
Cirebon sendiri terkenal dengan tokoh Tan Eng Hoat yang bergelar Maulana
Ifdhil Hanafi, Tan Sam Cai, Kung Sam Pak, dan di Salatiga dengan
tokohnya yang bernama Lie Beng Ing.
Menurut KH
Abdurrahman Wahid, Orang-orang Cina memang mempunyai peran yang cukup
besar dalam proses islamisasi khusunya di Jawa. Mereka datang ke Jawa
membawa ajaran Islam Hanafi yang rasionalistik selain paham rasional
atau akal dalam bentuk tasawuf falsafi. Peran Cina ini juga terlihat
dengan adanya Masjid Sampotoalang di semarang dan ditemukannya kuburan
bernama Syaikh Abdul Qadir Al Shini di situs Trowulan—bekas ibu kota
Majapahit. Kata ‘al-Shini’ menunjukkan bahwa ia seorang Muslim Cina.
Barangkali
jejak-jejak tersebut mampu mengafirmasi teori kedatangan Islam di
Nusantara adalah dari daratan Cina. Meski tidak sesuai dengan madzhab
yang dianut namun pada suatu fase tertentu, Cina Islam ini memainkan
perannya dalam Islamisasi di Asia Tenggara, termasuk di dalamnya adalah
Nusantara
Penulis - Saiful Chamdi
Terkait - pembantaian kaum tionghoa di indonesia,diskriminasi kaum tionghoa di indonesia,pembantaian kaum tionghoa,agama kaum tionghoa,diskriminasi terhadap kaum tionghoa,kaum cina adat resam,kaum cina adat perkahwinan,kaum cina adat kelahiran,kaum cina alat muzik,kaum cina budaya,kaum tionghoa di indonesia,kaum cina di malaysia,kaum cina di sarawak,kaum cina di sabah,kaum cina di brunei,kaum cina di kelantan,kaum cina di malaysia wikipedia,kaum cina di kedah,kaum etnik cina,kaum cina hakka,kaum cina hokkien,kaum intelektual cina,kaum cina kat indon,kaum cina kantonis,kaum cina kepercayaan,kaum cina kelahiran,kaum cina makanan tradisional,kaum cina malaysia,kaum cina makanan,kaum cina melakukan upacara cheng beng,kaum melayu cina dan india,kaum nasionalis cina dikenal dengan nama,kaum nasionalis cina,kaum cina perayaan,kaum cina pakaian tradisional,kaum cina pantang larang,kaum cina permainan tradisional,kaum cina pakaian,cina kaum perusak,kaum cina peranakan di terengganu,kaum cina perkahwinan,kaum cina suku hokkian,kaum cina sejarah,kaum cina sebelum merdeka,kaum cina sarawak,kaum cina sabah,kaum cina tarian,kaum cina tradisional makanan,pemulihan hak minoritas kaum tionghoa terjadi pada masa pemerintahan,kaum tradisional cina,kaum cina wikipedia
Terkait - pembantaian kaum tionghoa di indonesia,diskriminasi kaum tionghoa di indonesia,pembantaian kaum tionghoa,agama kaum tionghoa,diskriminasi terhadap kaum tionghoa,kaum cina adat resam,kaum cina adat perkahwinan,kaum cina adat kelahiran,kaum cina alat muzik,kaum cina budaya,kaum tionghoa di indonesia,kaum cina di malaysia,kaum cina di sarawak,kaum cina di sabah,kaum cina di brunei,kaum cina di kelantan,kaum cina di malaysia wikipedia,kaum cina di kedah,kaum etnik cina,kaum cina hakka,kaum cina hokkien,kaum intelektual cina,kaum cina kat indon,kaum cina kantonis,kaum cina kepercayaan,kaum cina kelahiran,kaum cina makanan tradisional,kaum cina malaysia,kaum cina makanan,kaum cina melakukan upacara cheng beng,kaum melayu cina dan india,kaum nasionalis cina dikenal dengan nama,kaum nasionalis cina,kaum cina perayaan,kaum cina pakaian tradisional,kaum cina pantang larang,kaum cina permainan tradisional,kaum cina pakaian,cina kaum perusak,kaum cina peranakan di terengganu,kaum cina perkahwinan,kaum cina suku hokkian,kaum cina sejarah,kaum cina sebelum merdeka,kaum cina sarawak,kaum cina sabah,kaum cina tarian,kaum cina tradisional makanan,pemulihan hak minoritas kaum tionghoa terjadi pada masa pemerintahan,kaum tradisional cina,kaum cina wikipedia
No comments