Politik Indonesia dilahirkan dengan nama Demokrasi Galau
Muslim bersatu - Diakui atau tidak, demokrasi di Indonesia saat ini mengalami kegalauan yang cukup serius. Salah satu pemicunya adalah penonjolan politik identitas. Demikian diungkapkan Ketua PBNU, HM. Imam Azis saat menjadi nara sumber dalam Dialog Kebangsaan di Gedung Kuliah Terpadu, IAIN Jember, Selasa (19/2).
Menurutnya, politik identitas telah menimbulkan kegalauan, bahkan berpotensi melahirkan gesekan dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, mahasiswa harus tampil untuk memberikan pencerahan terkait demokrasi yang sehat seraya menjauhi politik identitas.
"Solusi dari hal ini adalah mahasiswa perlu ada refleksi dan gerakan-gerakan idealis," tukasnya.
Ia menambahkan, demokrasi yang terjadi di Indoensia sudah kehilangan ruh. Hal ini bisa dilihat dari berlomba-lombanya pemimpin atau calon pemimpin mencari rakyat. Bukan sebaliknya, rakyat mencari pemimpin. Baliho-baliho yang terpampang di pinggir-pinggir jalan, atau pamlet yang disebar kemana-mana untuk mendapatkan suara, membuktikan bahwa mereka mencari (dukungan) rakyat.
“Padahal demokrasi itu harus berangkat dari rakyat. Rakyat yang mencari pemimpin,” jelasnya.
Dikatakannya, perhelatan demokrasi seperti Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres, tak ubahnya bagai acara rutin yang krisis makna. Terkesan sebagai formalitas, dan tidak menghasilkan pemimpin yang sesungguhnya.
“Dan disinilah kita harus banyak belajar pada Gus Dur, Bapak Bondan (Bondan Gunawan, Menteri Sekretaris Negara era Presiden Abdurrahman Wahid), sehingga kita bisa mampu menghadapi krisis demokrasi itu di Indonesia,”urainya.
Dialog yang mengusung tema Demokrasi Indonesia, Demokrasi Galau? itu diselenggarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN) Jember, dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari IAIN Jember dan sejumlah perguruan tinggi Jawa Timur.
No comments