Orang - orang yang kecelik
Muslim Bersatu - KH. Muhammad Imam Syairozi Lamongan bercerita soal tiga orang yang kecelik. Kecelik adalah istilah Jawa yang digunakan utk mengungkapkan sesuatu yang sangat diharapkan, akan tetapi hasilnya mengecewakan.
_KECELIK YG PERTAMA_
Orang yang ingin mulia dengan ngetok-ngetokno keapikane iku kecelik.
"Sebab keapikan iku lek diketokno ora nggarai apik. Justru nggarai élék,’’ tutur bliau.
Sebaliknya, keapikan kalau ditutupi, akan semakin kelihatan baik.
’’Sampean kenalan karo wong.
Sampean takoni jenenge sopo? Kok deweke jawab, Kulo almukarrom kiai haji Sholeh
Yo malah diguyu
Kok ora ditambahi almarhum pisan,’’ ucap bliau disambut tawa jamaah.
Pelok, isi buah mangga
jika ditanam di tanah dalam-dalam, justru akan menumbuhkan pohon dan buah. ’’
Coba pelok iku delehen nduwur mejo. Yo sido garing,’
’’Makanya ada maqolah, Kun ardlon fî qodaminnâs ... Jadilah kamu bumi bagi kaki-kaki manusia,’’
tuturnya. ’
"Bumi itu di bawah. Yo diinjak-injak
Yo diidoni
Tapi regane tambah suwi tambah larang. Padahal bumine ora lapo-lapo",
ucapnya kembali disambut ger-geran jamaah.
Makanya jika ngelakoni apik, sebaiknya disembunyikan atau ditutupi.
Attawâdlu’u lâ tazîdu illâ rif’ah (Wong tawadlu' akan semakin mulia).
’’Orang yang berbuat baik dengan diketok-ketokno iku biasane gak eroh (tidak tahu) dalane berbuat apik. Utowo gak biasa ngelakoni apik,’’ jelasnya.
_KECELIK YG KEDUA_
Orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. Bayangane duwek akeh iku lek disimpen iku kecelik.
Duwek akeh iku lek disedekahno. Asshodaqotu lâ tazîdu illâ katsrotan.
Setiap malam malaikat turun mendoakan orang-orang yang sedekah, "Ya Allah, gantilah yang lebih banyak kepada orang-orang yang sedekah".
’’Saya kemarin di Kediri ketemu konco yang setiap tahun gurune diberi motor. Saya tanya kok iso ngono?’’
kata Kiai Sairozi.
Salah satu pengurus cerita, awalnya dia hanya memberi satu motor.
Lha kok rezekine tambah akeh tambah akeh.
Akhire motor yang diberikan terus bertambah. ’’Kemarin yang dibagikan sudah 11 motor,’’ bebernya.
Uang sesungguhnya adalah pembantu. ’’Kalau disedekahkan, uang itu hidup. Golekno pahala sing sedekah,’’ jelasnya. Misalnya uang itu dipakai mbayari guru ngaji. Maka orang yang sedekah dapat pahala ngajar ngaji tanpa susah payah ngajar ngaji.
Sebaliknya, kalau hanya disimpan, uang itu turu.
"Sampean seneng endi duwe pembantu turu karo pembantu sing kerjo?’’ ucap Kiai Saerozi.
Orang yang medit (uangnya disimpan), sebenarnya loman. Sebab harta yang disimpannya, ketika meninggal, seluruhnya akan dinikmati pewarisnya, kata Kiai Saerozi.
Sebaliknya, orang yang suka sedekah, sebenarnya pelit. Karena semua yang disedekahkan, kelak akan ia nikmati sendiri di akhirat.
_KECELIK YG KETIGA_
Orang mengira bahwa jagoan adalah yang bisa mengalahkan semua musuh iku kecelik.
Sebab musuh sing dikalahno, duwe bolo, duwe konco, duwe keluarga
"Masio kalah, koncone, bolone, keluargane pasti balas dendam. Musuhe tambah akeh" , tuturnya.
Menang yang sejati, kata Kiai Saerozi, adalah dengan memaafkan.
Al 'afwu lâ tazîdu illâ 'izzan
"Memaafkan akan menambah kemenangan"
’’Musuh disepuro dadi bolo, dulur ora disepuro dadi musuh", tegasnya.
Misalnya musuhan dengan tetangga kanan rumah.
Ora gelem nyepuro, maka lewat depan rumahnya pasti segan.
Musuhan dengan tetangga kiri rumah. Ora mau nyepuro, lewat di depannya pasti juga segan. ’’Akhire ngiri buntu, nganan yo buntu. Padahal asline ora buntu. Sing mbuntu atine dewe,’’ jelasnya.
Kalau punya musuh, mau ngapain juga pasti susah
’’Mau masuk musholla kok di dalamnya ada musuhe. Pasti tidak mau masuk. Ora dikipatno ngipat-ngipat dewe", ucap bliau disambut tawa jamaah
’’Mau naik angkot kok di dalam ada musuhe. Pasti ora sido naik,’’ tambah bliau.
Makanya yang paling baik adalah memaafkan.
"Jagoan sejati iku nyepuroan (pemaaf)"
Ngeluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake".
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
No comments