Kisah Bulan Rajab Bulan Pengagungan dan Tercurahnya Rahmat Allah
Kisah Bulan Rajab Bulan Pengagungan dan Tercurahnya Ramat Allah
Portal Aswaja
"Sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku ( Rasulullah ) dan Ramadhan adalah bulan Umatku."
"Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para Nabi, keluarga nabi, dan orang orang yang berpuasa pada bulan rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka"
Dalam sebuah buku Imam Al-Ghazali
Dikisahkan ada seorang wanita yang tinggal disekitar Masjidil Aqsha ( Baitul Maqdis ), ia memiliki kebiasaan unik. Jika datang bulan rajab, salah satu dari bulan yang dimuliakan Allah seperti yang dijelaskan dalam QS At Taubah Ayat 36, ia I'tikaf di Masjidil Aqsa dengan memakai pakaian ( selimut ) bulu, pakaian paling sederhana saat itu, dan ia membaca Dzikir surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali. Ia tidak pernah meninggalkan kebiasaan amalannya itu setiap kali bulan Rajab datang.
Ketika ia makin tua, ia sadar bahwa ajalnya semakin dekat, wanita itu berwasiat kepada putranya, agar nantinya ia dikafani dengan selimut bulu yang bisa di pergunakannya untuk i'tikaf di Baitul Maqdis dan Berdzikir dengan surat Al-Ikhlas pada bulan Rajab itu. Atau paling tidak, selimut bulu itu ikut dikuburkan ketika ia dimakamkan, anak lelakinya itu malu untuk mengkafani dengan selimut bulu itu, yang kondisinya sudah tua dan kumal, apalagi ia termasuk orang yang berkecukupan.
Ia membeli kain yang berkualitas bagus dan berharga mahal untuk mengkafani jenazah ibunya. Pada suatu malam, ia bermimpi melihat ibunya, Ibunya berkata " Anakku, aku tidak meridhoimu, sebab engkau tidak melaksanakan wasiatku ".
Anak itu terbangun dengan perasaan yang cemas, kemudia ia bergegas berjalan menuju kuburan ibunya, lalu mulai menggali untuk menguburkan selimut ibunya. Betapa kagetnya ia karena jenazah ibunya tidak ada. Lalu terdengarlah suara,
" Apakah engkau tidak tahu, bahwa barang siapa yang ta'at kepada kami pada bulan Rajab, kami tidak akan membiarkannya sendiri didalam kubur "
Kata Rajab diambil dari kata At Tarjib yang berarti Pengagungan, Rajab disebut juga tercurah, sebab pada bulan ini Allah mencurahkan rahmatNya kepada orang orang yang bertaubat dan mengabulkan do'a untuk orang-orang yang beramal.
Rajab juga berarti Tuli, sebab pada bulan ini tidak terdengar suara peperangan.
Rajab juga disebut sebagai Al-Muthahhir, karena orang-orang yang berpuasa pada bulan ini akan disucikan dari berbagai dosa dan kesalahan.
Wallahu a'lam
Portal Aswaja
"Sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku ( Rasulullah ) dan Ramadhan adalah bulan Umatku."
"Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para Nabi, keluarga nabi, dan orang orang yang berpuasa pada bulan rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka"
Dalam sebuah buku Imam Al-Ghazali
Dikisahkan ada seorang wanita yang tinggal disekitar Masjidil Aqsha ( Baitul Maqdis ), ia memiliki kebiasaan unik. Jika datang bulan rajab, salah satu dari bulan yang dimuliakan Allah seperti yang dijelaskan dalam QS At Taubah Ayat 36, ia I'tikaf di Masjidil Aqsa dengan memakai pakaian ( selimut ) bulu, pakaian paling sederhana saat itu, dan ia membaca Dzikir surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali. Ia tidak pernah meninggalkan kebiasaan amalannya itu setiap kali bulan Rajab datang.
Ketika ia makin tua, ia sadar bahwa ajalnya semakin dekat, wanita itu berwasiat kepada putranya, agar nantinya ia dikafani dengan selimut bulu yang bisa di pergunakannya untuk i'tikaf di Baitul Maqdis dan Berdzikir dengan surat Al-Ikhlas pada bulan Rajab itu. Atau paling tidak, selimut bulu itu ikut dikuburkan ketika ia dimakamkan, anak lelakinya itu malu untuk mengkafani dengan selimut bulu itu, yang kondisinya sudah tua dan kumal, apalagi ia termasuk orang yang berkecukupan.
Ia membeli kain yang berkualitas bagus dan berharga mahal untuk mengkafani jenazah ibunya. Pada suatu malam, ia bermimpi melihat ibunya, Ibunya berkata " Anakku, aku tidak meridhoimu, sebab engkau tidak melaksanakan wasiatku ".
Anak itu terbangun dengan perasaan yang cemas, kemudia ia bergegas berjalan menuju kuburan ibunya, lalu mulai menggali untuk menguburkan selimut ibunya. Betapa kagetnya ia karena jenazah ibunya tidak ada. Lalu terdengarlah suara,
" Apakah engkau tidak tahu, bahwa barang siapa yang ta'at kepada kami pada bulan Rajab, kami tidak akan membiarkannya sendiri didalam kubur "
Kata Rajab diambil dari kata At Tarjib yang berarti Pengagungan, Rajab disebut juga tercurah, sebab pada bulan ini Allah mencurahkan rahmatNya kepada orang orang yang bertaubat dan mengabulkan do'a untuk orang-orang yang beramal.
Rajab juga berarti Tuli, sebab pada bulan ini tidak terdengar suara peperangan.
Rajab juga disebut sebagai Al-Muthahhir, karena orang-orang yang berpuasa pada bulan ini akan disucikan dari berbagai dosa dan kesalahan.
Wallahu a'lam
No comments