Akui Tidak Mengerti, Penantang Ansor dan Banser yang Siap Perang Sampai Mati ini Minta Ma’af dan Nyatakan Bergabung Bersama Ansor dan Banser
Akui
Tidak Mengerti, Penantang Ansor dan Banser yang Siap Perang Sampai Mati ini
Minta Ma’af dan Nyatakan Bergabung Bersama Ansor dan Banser dan Siap Belajar
Portal Aswaja
Bandung, PW Ansor Jawa Barat
Peritiwa
penolakan ceramah Khalid Basalamah oleh GP Ansor Sidoarjo beberapa waktu lalu
menimbulkan pro dan kontra sebagian masyarakat. Banyak yang mendukung, dan ada
sebagian yang kurang faham dengan langkah tersebut.
Salah
satunya pemilik akun facebook atas nama Liwa Setiawan sempat memposting
kata-kata pada beberapa group yang isinya hujatan dan menantang pasukan Banser
untuk perang terbuka sampai mati.
“Pasukan
Banser KLO punya nyali ayo kita perang terbuka semati matinya. Ini akun Gua
yang asli…”, tulis akun Liwa Setiawan. Postingan akun Liwa ini mendapatkan
ribuan tanggapan.
Namun
berselang beberapa hari, beredar sebuah video yang mengungkap penyesalan dan
permohonan maaf Liwa Setiawan kepada segenap keluarga Banser.
“Sangat
menyayangkan apa yang terjadi. Sedangkan saya tidak mengetahui sebenarnya
seperti apa”, kata Liwa
Dalam
video berdurasi 01:04 ini Liwa mengaku berkonsultasi dengan para kyai di
Pesantren Fauzan Garut. Dari para kyai di Pesantren Fauzan ini, Liwa
mendapatkan pemahaman atas tindakan Banser dan menyesalinya. Liwa pun
menyampakan permohonan maafnya kepada seluruh Banser.
“Alhamdulillah,
setelah saya bertanya kepada guru saya disini fauzan, ada Ceng Uuh, Ceng Sasan.
Alhamdulillah akhirnya saya dikasih pemahaman dan pengertian bahwa tujuan
seperti itu. Bahwa kemarin itu memang sudah seharusnya dilakukan oleh pihak
Banser. Oleh karena itu, saya benar-benar mohon maaf kepada seluruh
Banser, khususnya yang ada di kabupaten Garut. Kesalahan saya mohon dimaafkan.
Terimakasih. Dan saya insyaalloh bergabung dengan Banser” pungkasnya.
Selain
melalui video, Liwa juga memposting permohonan maafnya di grup Sahabat Gus Dur.
Dia menjelaskan bahwa postingannya tersebut karena bermaksud membela ulama,
namun tidak mengerti ulama yang harus dibela.
“Jujur
awalnya saya emosi melihat sikap Banser yang sudah membubarkan pengajian di
Sidoarjo. Nah itulah kesalahan saya dan saya minta maaf. Dan benarnya saya
membela ulama tapi saya tidak mengerti mana ulama yang harus saya bela pokonya
setiap para kyai ulama bila ada yang mencoba mengusik saya akan murka”,
tulisnya.
Dia
mengajak kepada ummat Islam khususnya warga NU untuk tidak mudah diadu domba
oleh politik dan kekuasaan.
“Dan
Alhamdulillah banyak sekali hikmah yang saya dapatkan dari kejadian ini..
Intinya Saya pribadi sangat berharap agar seluruh umat Islam khususnya NU
jangan mau di adu domba oleh kepentingan politik Dan kekuasaan yang pada
akhirnya membuat kita harus terpecah belah”, tulis Liwa.
Di
akhir tulisannya Liwa menyampaikan salam persaudaraan.
No comments