BREAKING NEWS :
Loading...

Tradisionalisme dan Modernitas



Muslim bersatu -tradisionalisme sebagai gabungan dari tradisi ke modernitas. Tradisi dan modernitas Islam merupakan gerakan pemikiran Islam yang lahir dari dunia Arab pasca perang dunia kedua. Sejak Arab Islam kalah dengan Israel pada tahun 1967 para pemikir Islam mencoba memikirkan ulang terhadap penafsiran keislaman. Ada kelompok pemikir Islam yang berhaluan tradisionalis untuk mempertahankan masa lalunya tanpa modernitas, ada kelompok pemikir Islam kelompok liberal-sekuler untuk mempertahankan modernitas tanpa masa lalu, dan ada kelompok pemikir Islam akomodatif yang mempertahankan masa lalu sebagai prestasi tetapi tidak anti modernitas sebagai realitas kekinian.

Dengan perkembangan pemikiran Islam tersebut berdampak pula terhadap realitas tradisi Islam itu sendiri, maka pergeseran paradigma berpikir keislaman akan berdampak pula terhadap budaya dan tradisi tertentu. Disinilah Islam akomodatif yang berkembang dan dipertahankan di Indonesia sejak masuknya Islam ke Nusantara khususnya masuknya Islam di Sumenep sampai sekarang. 

Sejak Islam lahir didunia Arab yang dibawakan oleh Nabi Muhammad telah menyebar ke seluruh dunia bahkan sampai ke negara-negara Asia yang dibawakan oleh para Saudagar muslim dan Walisongo seperti negara Indonesia. Sedangkan turats (tradisi) yang dimaksudkan disini adalah warisan atau peninggalan baik warisan milik masa lalu maupun warisan milik kita sekarang. Sementara tajdid (modernitas) adalah merupakan pembacaan tradisi yang dilakukan oleh seseorang di masa lalu untuk di kaji ulang dengan cara pandang modernitas yang hidup masa kini untuk masa depan.

Dengan demikian, tradisi dan modernitas merupakan entitas dan saling melengkapi sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Kiranya di dalam pembahasan ini, penulis membahas tradisi Islam di masa lalu khususnya di kabupaten Sumenep sebagai bagian khazanah budaya Nusantara, kemudian ditransformasikan ke dalam konteks masa kini dengan perspektif modernitas sebagai realitas itu sendiri, inilah yang saya maksud dengan sebutan post-tradisionalisme Islam.

Nalarisasi Budaya di Sumenep
Pulau Madura terkenal kekayaan alam dan budaya unik sejak kelahirannya bahkan sejak 4000 tahun atau sekitar 2000 tahun sebelum masehi, pulau madura yang berkebudayaan neolitik telah berdatangan dan bertempat tinggal. Kira-kira awal abad masehi para saudagar India dan tiongkok, praktis menjadikan kebudayaan dan keyakinan suku madura mengalami perubahan transformasi yang signifikan.

Pada perkembangannya, sejarah panjang suku madura untuk menggali kearifan lokalitas dibalik keunikan etnisnya sejak dahulu kala, etnis madura dijadikan mitra perhatian dunia dengan kekayaan alam mengundang gesekan dan gejolak serta intervensi asing yang berujung masuknya kolonialisme Barat. Di balik tampang sangar suku madura yang diasosiasikan dengan kekerasan, ternyata di dalamnya menyimpan rahasia mutiara kearifan-kearifan yang luar biasa genius. Kearifan lokalitas dan kebudayaan yang luhur, akan menjadi lompatan tradisi-kebudayaan masyarakat madura yang melewati dari masa kerajaan, kolonialisme sampai kemerdekaan.

Masyarakat madura terdiri dari kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep tentunya memiliki tradisinya masing-masing baik dari sisi proses nalar budaya-geografisnya maupun dari sisi budaya bahasa dan pemikirannya sehingga memiliki corak yang berbeda pula. Sebagian orang menyatakan bahwa pada sisi budaya bahasa halus dengan logat yang luwes diantara masyarakat madura yang lain adalah masyarakat Sumenep.

Masyarakat Sumenep inilah sebagai perantara representatif sebagai objek untuk diteliti oleh masyarakat di luar Madura sehingga setiap hari berdatangan untuk mengetahui peninggalan masa lalu seperti makam, museum, manuskrip dan letak alam geografisnya sampai hari ini tetap dilestarikan. Kabupaten Sumenep termasuk kabupaten tertua sejak kerajaan Singosari dan Majapahit yang dipimpin oleh Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama di Sumenep dilantik pada tanggal 31 Oktober 1269 M.

Proses asimilasi budaya masyarakat di Sumenep yang bercorak agama Hindu-Jawa walaupun sebagian peninggalannya belum ditemukan atau hampir ditelan bumi, sirna ilang kertaning bumi, namun Islam masuk ke Sumenep kira-kira pada abad ke-12 melalui para pedagang dan masuknya para Sunan. Menurut sumber data dari Belanda, Islam masuk ke Sumenep di pulau Madura sejak abad 12 M, bersamaan dengan masuknya Islam di Jawa. Salah satu bukti masuknya Islam ke Sumenep adalah makam Siti Fatimah bin Maimun di Gresik, Tuban dan Kalianget Sumenep pada saat pelabuhan pesisir pantai utara ramai didatangi pedagang internasional. Kemudian dilanjutkan oleh juru dakwah Islam yang dipimpin oleh para Wali Songo penuh ikhlas sehingga perluasan ajaran agama Islam semakin massif sampai abad ke 15 M. Islam berkembang di Madura khususnya kabupaten Sumenep melalui tiga jalur yakni melalui jalur perdagangan, jalur kerajaan dan jalur juru dakwah.

Pengembangan Post-Tradisionalisme Islam
Jalur masuknya Islam ke Sumenep melalui tiga jalur perdagangan, jalur dakwah dan jalur kerajaan tersebut mengalami transformasi sosial yang signifikan di dalam perubahan cara berpikir dan berperilaku masyarakat Sumenep. Minimal ada dua tingkatan tradisi yakni tradisi berbentuk material dan tradisi berbentuk non material. Tradisi berbentuk material adalah artefak, dukomen, manuskrip dll.

Tentunya tradisi material ini, akan melahirkan tafsiran transformatif untuk menghidupkan kembali ajaran-ajaran Islam melalui budaya lokal baik budaya lokal melalui makam, buju’ dan museum maupun peninggalan dokumen-dokumen tertulis yang ada, merupakan perjuangan para kiai-ulama, para saudagar yang shaleh dan para raja yang masuk Islam.

Komposisi para pejuang Islam melahirkan pesatnya ajaran Islam sehingga masyarakat yang ada di Sumenep 100% beragama Islam, bahkan masyarakat Sumenep beragama NU. Islam menjadi besar karena berkat para wali, ulama-kyai dan para raja-raja untuk menyebarkan ajarannya ke dalam kehidupan sosial-keagamaan di Sumenep. 

Salah satu bukti perkembangan tradisi material dan non material sampai sekarang adalah pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan budaya nusantara yang memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh dunia lain, masyarakat Islam di Sumenep sebagai mayoritas Islam rata-rata mengenyam dunia pendidikan pesantren. Karena pondok pesantren sebagai pendidikan tertua di Indonesia sebelum lahirnya pendidikan umum-formal yang lahir dari kolonial-belanda sehingga pendidikan keduanya melahirkan corak dan cara pandang yang berbeda pula. Sedangkan pondok pesantren di lahirkan oleh ulama dan kyai beragama Islam, sementara pendidikan umum-formal dilahirkan oleh kolonial belanda yang beragama Kristen.

Dengan demikian, post tradisionalisme Islam di Sumenep tidak selamanya bersifat tradisionalis akan tetapi sebagai sarana untuk melompat terhadap perkembangan realitas itu sendiri yakni ke dunia digital dan industri global dengan berbagai tantangannya. 

Pada perkembangannya, pendidikan pondok pesantren yang berafiliasi NU semakin pesat peminatnya dengan dua jalur yakni pendidikan pesantren sebagai pemahaman keagamaan dengan Pendidikan Diniyah non Formal (non PDF) dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) bahkan akan mendapatkan beasiswa penuh (menag 2019) bagi santri prestasi untuk melanjutkan ke pondok pesantren Ma’had Ali yang diberikan sebagian pondok pesantren di Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) RI.

Bagi saya yayasan dan Pengasuh Pondok Pesantren At-Taufiqiyah Aeng Baja Raja Bluto Sumenep mempersiapkan diri dengan segala sumber daya manusia untuk bersaing dengan lembaga-lembaga pesantren yang lain khususnya di bidang kitab-kitab kuning dan isu-isu kontemporer sesuai dengan tuntutan zamannya. Dengan demikian, post-tradisionalisme Islam di Sumenep dipertahankan pada sisi tradisi amaliahnya sebagaimana NU dan harus berperan aktif transformatif untuk mengembangkan modernitas yakni menghadapi dunia digital dan industri global khususnya bagi masyarakat Islam di Sumenep Madura Jawa Timur. 










terkait -tradisi jawa,tradisional,tradisional adalah,tradisi jawa tengah,tradisi sekaten,tradisi cing cing goling,tradisi lisan,tradisi islam di nusantara,tradisi mitoni,tradisi adalah,tradisi adat jawa,tradisi artinya,tradisi aneh,tradisi adat jawa tengah,tradisi aceh,tradisi adus kramas sadurunge pasa arane,tradisi agama hindu,tradisi aneh di dunia,a casa tradicional de timor leste,obat hepatitis a tradisional,a at musik tradisional,pakaian tradisional a,traducir en español,traducir a ingles,a vedic traditional slimming care,jou a tradition,sabe a tradición,tradisi bali,tradisi budaya jawa,tradisi banyumas,tradisi bulusan,tradisi begalan,tradisi baritan,tradisi buka luwur,tradisi bakar batu,tradisi budaya indonesia,tradisi bancaan,tradisi b inggrisnya,obat hepatitis b tradisional,b. yuyun pijat tradisional keseleo kota sby jawa timur,b.m.o tradisional (m) sdn. bhd,pengobatan hepatitis b tradisional,drama tradisional b jawa,tari tradisional b,tradisi cowongan,tradisi carok,tradisi cina,tradisi cembengan,tradisi cingcowong,tradisi cukur rambut bayi,tradisi cowongan dalam bahasa jawa,tradisi cowongan bahasa jawa,tradisi cap go meh,vitamin c tradisional,obat hepatitis c tradisional,tradisi di jawa tengah,tradisi dugderan,tradisi di jawa,tradisi dandangan

No comments

Powered by Blogger.