BREAKING NEWS :
Loading...

Tragedi meninggalnya pak budi dan dilema guru indonesia - Portal Aswaja

PORTAL ASWAJA - Tragedi meninggalnya guru kesenian yang bernama budi dikarenakan menegur muridnya mengganggu teman siswa yang sedang belajar mengikuti mata pelajaran.

Dunia pendidikan kita kembali terhenyak. Tragedi yang menimpa Pak Achmad Budi Cahyanto beberapa hari yang lalu membuat kita semua berduka. Guru muda SMA Negeri 1 Torjun Sampang yang dikenal santun dan berbakat itu harus meregang nyawa di tangan siswanya sendiri. Kasus tersebut semakin menambah panjang daftar tindakan kekerasan yang diterima guru dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang pendidik. 

Dalam tiga tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap guru masih melekat dalam ingatan kita. Bu Nurmayani (2015), guru SMPN 1 Bantaeng Sulawesi Selatan harus masuk jeruji besi karena mencubit siswinya yang membuat gaduh di kelas. Pada tahun 2016, di sekolah yang sama, Pak Guru Asral harus mendekam di penjara karena memukul siswa yang mengganggu pelaksanaan shalat jamaah siswa lainnya. Demikian juga dengan Pak Samhudi, guru SMP Raden Rahmat Sidoarjo yang dituntut 6 bulan penjara hanya sekedar mencubit lengan siswanya karena sering mangkir mengikuti kegiatan shalat Dhuha.

Agar tragedi Pak Budi tidak terulang di kemudian hari, maka undang-undang perlindungan hukum bagi guru harus ditegakkan. Selain itu, diperlukan sinergitas Tri Sentra Pendidikan, antara pihak guru, siswa dan orang tua. Guru harus mendidik siswa dengan sepenuh hati dan sebisa mungkin menghindari hukuman yang bersifat fisik. Siswa perlu menyadari bahwa dalam proses pendidikan, sanksi mutlak diperlukan untuk kebaikan dirinya sendiri. Di sisi lain, orang tua harus bekerja sama dengan pihak sekolah dalam mendidik dan mendisiplinkan anaknya. 
Sumber : http://www.nu.or.id


No comments

Powered by Blogger.