BREAKING NEWS :
Loading...

Ihya' Ulumuddin Kitab yang Paling di Takuti Wahabi dan Golongan Sejenisnya

Ihya’ Ulumuddin Kitab Karya Imam Ghazali yang Paling di Takuti Wahabi dan Golongan Sejenisnya

Portal Aswaja



Baru membaca jilid I kitab Ihya (ada 4 jilid) saja sudah terbongkar kesesatan-kesesatan ulama-ulama suu’ yang menjadi antek-antek penguasa (pada zaman beliau dan zaman sekarang seperti ulama2 wahabi) dan faham sesat seperti wahabi.

-Dari masalah aqidah (dengan dalil aqli dan naqli, hadits2 shahih dan riwayat shahih menjelaskan aqidah Ahlusunnah “Allah ada tanpa tempat dan arah”)

- Pengertian bid’ah (lihat pengertian bid’ah yang sangat sesuai dengan ahlusunnah, di sifat-sifat ulama ahirat)

– Etika seorang ulama (Imam ghazali menjelaskan etika ulama yang tidak menjadi hamba/selalu menshohihkan kelakuan raja walaupun jelas jelas kelakuan raja tersebut bertentangan dengan sunah, lihat syaikh syaikh/mufti mufti saudi yang menjadi anjing anjing raja-raja badwi, lihat fatwa2 mereka yang mengkafirkan muslimin palestina, menyokong saudi sebagai pangkalan musuh islam Amerika)

- Adab sehari-hari dan do’a masnunnah (sangat detail menyebutkan adab-adab dan doa-doa, pantas saja wahabi yang kencingnya selalu berdiri “Benci sangat” dengan kitab ini)

- Fadhilah-fadhilah dari amal-amal yang wajib sampai amal-amal yang sering dianggap kecil, remeh dan terlupakan oleh muslimin (Ingat Kaidah Ahlusunnah dalam masalah “Fadhilah dan Adab” hadits yang tidak seberapa Dhoif masih bisa dipakai asal didukung dan tidak bertentangan dengan hadits yang lebih Saohih!!)


kitab ihya' ulumuddin karya Al Imam Ghozaly hampir semua pesantren di nusantara mengkajinya.

2 comments:

  1. nice artikel gann. lanjutkannn gann

    ReplyDelete

  2. ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
    إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ
    “Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih).

    Muhammad bin Sirin rahimahullah, ia berkata:
    كَانُوْا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ عَلَى الطَّرِيْقِ مَا كَانُوْا عَلَى الْأَثَرِ
    “Orang-orang dahulu mengatakan, sesungguhnya mereka (berada) di atas jalan (yang lurus) selama mereka meniti atsar (riwayat Salafush Shalih)”. [Al Muntaqa Min Syarh Ushulil I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, hlm. 42, no. 36]

    Al Auza’i rahimahullah, ia berkata:
    اِصْبِرْ نَفْسَكَ عَلَى السُّنَّةِ , وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ , وَقُلْ بِمَا قَالُوْا وَكُفَّ عَمَّا كَفُّوْا عَنْهُ , وَاسْلُكْ سَبِيْلَ سَلَفِكَ الصَالِحِ فَإِنَّهُ يَسَعُكَ مَا وَسَعَهُمْ
    “Sabarkanlah dirimu (berada) di atas Sunnah. Berhentilah di tempat orang-orang itu (Ahlus Sunnah, Salafush Shalih) berhenti. Katakanlah apa yang mereka katakan. Diamlah apa yang mereka diam. Dan tempuhlah jalan Salaf (para pendahulu)mu yang shalih, karena sesungguhnya akan melonggarkanmu apa yang telah melonggarkan mereka”. [Al Muntaqa Min Syarh Ushulil I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, hlm. 56; Al Ajuri di dalam Asy Syari’ah, hlm. 58; Limadza, hlm. 104].

    Dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
    مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتِنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ، أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانُوْا أَفْضَلَ هَذِهِ الأُمَّةِ، وَأَبَرَّهَا قُلُوْباً، وَأَعْمَقَهَا عِلْماً، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفاً، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ، وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ، وَاتَّبِعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ، وَتَمَسَّكْوْا بِمَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ أَخْلَاقِهِمْ وَدِيْنِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ
    “Barang siapa di antara kalian ingin mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang-orang yang sudah wafat. Karena orang yang masih hidup, tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan). Mereka ialah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka merupakan generasi terbaik umat ini, generasi yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya, yang tidak banyak mengada-ada, kaum yang telah dipilih Allah menjadi sahabat Nabi-Nya dalam menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpegang teguhlah dengan akhlak dan agama mereka semampu kalian, karena mereka merupakan generasi yang berada di atas Shirâthal- Mustaqîm.”

    ReplyDelete

Powered by Blogger.