7 Pertanyaan Tentang Tahlilan yang Akan Membungkam Pembenci Tahlilan
7 Pertanyaan Tentang Tahlilan yang Akan Membungkam Pembenci Tahlilan
Portal Aswaja
1. Apakah tahlil Wajib?
Tentu saja Tidak
2. Kenapa dinamakan tahlilan?
Penamaan tahlilan untuk amalan yg biasa kita lakukan,
sebenarnya hanya sebuah nama. Sebab banyak dilafalkan kalimat kalimat thoyibah
termasuk lafaz tahlil di dalamnya. Majelis tahlil sama dengan majelis dzikir,
hanya istilah atau namanya saja yang berbeda namun hakikatnya sama.
3. Apa harus mengundang orang?
Tidak harus. Tahlilan bisa dilakukan sendirian, bisa setelah
sholat atau ziarah kubur misalnya.
4. Apa saja yang dibaca?
Fatihah, Yasin, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, Al-Baqarah
ayat 1 sampai 5, ayat 163, ayat 255 (Ayat Kursi), ayat 284 sampai akhir Surat,
Istighfar, Tahlil, Takbir, Tasbih, Tahmid, Shalawat, Asmaul husna, doa
5. Suguhan?
Suguhan itu bonus. Suguhan juga dinilai sebagai sedekah sang
pemilik rumah, sebab do'a jika disertai sedekah akan membantu do'a tersebut
agar insyaAllah cepat diijabah.
6. Kenapa Tahlilan sering dilakukan berjamaah?
“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan berdzikir kepada
Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat,
diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para
Malaikat yang mulia” [Shahih Muslim no. 2700 ; Musnad Ahmad no. 11875].
Selain itu juga bermaksud menjaga silaturahmi dan kerukunan
umat islam. Juga melestarikan budaya Indonesia yg semula acara kumpul2 tersebut
sudah ada sebelum islam masuk.
7. Pernahkah Rasulullah tahlilan?
Pertanyaannya kurang tepat, karena tahlilan hanya
nama/wadah, seharusnya anda tanya pernahkah Rasulullah membaca alfatihah, al
ikhlas, tahlil, takbir, tahmid, dll?
8. Bagaimana dengan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000
hari?
Dahulu orang-orang Hindu berbuat syirik dan maksiat pada
hari hari tersebut, maka Walisongo 'menandinginya' dengan majelis dzikir
seperti tahlilan. Sebenarnya tidak masalah mau diadakan pada hari berapapun.
No comments